menghadirkan tulisan yang informatif, inspiratif, dan inovatif

Pramoedya Ananta Noer

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Takut atau Cinta?


Kita terlalu lama duduk dalam kilau terang realitas, realitas yang terlihat nyaman namun justru amat gelap dan kelam

Alangkah naifnya bahwa dalam ruang ide kita, hanya aman selamat yang hadir tanpa rasa ikhlas
Aman selamat dengan latar belakang takut..
Ruang hati penuh rasa takut, yang akhirnya hanya tunduk dan patuh dalam cengkraman apa yg ditakuti

Mengapa rasa takut yg ditinggikan? Bukankah Tuhan telah memberikan rasa cinta sebagai rasa terindah dalam hidup kita?

Cinta, sebuah rasa yang sangat rumit dalam segala kesederhanaan nya.
Cinta seharusnya menjadi dasar dalam melakukan segala aktivitas.

Sebagai hamba, apakah bijak ketika kita hanya takut pada-Nya, padahal Ia selalu memberi kita anugrah dalam hidup kita? Pantaskah Ia hanya ditakuti?

Mengapa bukan cinta yg kita berikan, dalam tujuan syukur yang kita haturkan pada-Nya, Ikhlas melaksanakan tugas-Nya, bukan hanya dogma hukuman yang akhirnya membuat kita dipenuhi rasa takut?

Begitupun dalam sisi kehidupan yang lain. Yang akhirnya membuat gelap dan terang menjadi amat jelas, bukan hanya dengan indera kita, melainkan juga mata hati kita
Back To Top