menghadirkan tulisan yang informatif, inspiratif, dan inovatif

Pramoedya Ananta Noer

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Puisi "Redup Cahaya"

(sumber: Mandaam.wordpress.com)

Redup Cahaya

Terperangkap ku dalam rimba kegelisahan
Sinar mentari terhalang rimbun ketidakpastian
Tanah pun lembab ditumbuhi jamur keragu-raguan

Akar tanaman mengikat kaki
Ku tak mampu berjalan
Sekedar berdiri pun tak kuat
Aku merayap meratap

Masih disini dan malam pun tiba
Sangat sunyi gelap gulita
Sayup-sayup terdengar tawa buas
Nalar ini mulai tak waras

Nyatanya...
Masih ada redup cahaya
Tak terang tapi tenang
Menjaga asa tuk tetap maju
Walau harus merayap meratap

Redup cahaya... 
Dengan akrab ia menyapa
Aku mimpi mu

-Muhammad Ilham-
Labels: Puisi, Sastra

Thanks for reading Puisi "Redup Cahaya" . Please share...!

0 Comment for "Puisi "Redup Cahaya" "

Back To Top