menghadirkan tulisan yang informatif, inspiratif, dan inovatif

Pramoedya Ananta Noer

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Komunikasi Efektif

inimahsumedang.com

Sebagai makhluk sosial, kita kerap kali dihadapkan masalah dalam melakukan interaksi kepada orang lain, atau dapat dikatakan melakukan proses komunikasi. Harapan kita untuk menyampaikan informasi, melakukan ajakan, atau memberikan perintah kepada orang lain terkadang disalah artikan dan bahkan tidak tersampaikan dengan baik. Alhasil terjadi lah yang kita kenal dengan istilah “miss komunikasi”, yang ujungnya adalah tidak tercapainya tujuan komunikasi kita.

david-pranata.com
Oleh karenanya, pada artikel kali ini, akan dibahas mengenai komunikasi efektif agar masalah tersebut dapat dikurangi

Sebelumnya kita perlu tau dulu tentang dasar-dasar dari komunikasi.

Yang pertama, apa sebenarnya yang dimaksud dengan komunikasi.
Komunikasi menurut KBBI adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara 2 orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Menurut para ahli:
  • Everett, komunikasi yaitu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
  • Rogers, Komunikasi adalah proses dimana dua atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada akhirnya saling mengerti.
  • Shannon, komunikasi merupakan bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, baik disengaja maupun tidak.

Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara 2 orang atau lebih untuk menyampaikan suatu pesan
Jika diberi tambahan kata efektif yang berarti memberi efek atau memberi hasil yang diinginkan, maka,
komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan pesan yang dapat dimengerti kedua belah pihak yang saling berkomunikasi, kemudian pesan dapat menjadi informasi, memberikan petunjuk, maupun berupa perintah untuk dilaksanakan sesuai dengan tujuan pesan tersebut.
Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif, perlu diketahui faktor dan unsur yang mempengaruhi komunikasi, sehingga kita dapat menyesuaikan cara kita untuk memulai komunikasi dengan orang lain.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi:
  • Latar belakang budaya

lautanilmu77.blogspot.com
Budaya atau kebiasaan dari pelaku komunikasi menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan. Jika antara pemberi pesan dan penerima pesan memiliki latar belakang budaya yang sama, maka mereka akan lebih mudah untuk saling mengerti terhadap pesan yang disampaikan. Hal ini dapat terjadi karena pola pikir seseorang dalam menginterpretasi suatu pesan dapat terbentuk dari kebiasaannya.
  • Ikatan kelompok

Dalam hal ini, jika ikatan yang terbentuk dalam suatu kelompok terbina dengan baik, maka komunikasi akan lebih efektif.
  • Harapan

Harapan menjadi salah satu faktor dari komunikasi karena jika pesan yang dibawakan tidak sesuai dengan harapan penerima pesan, maka pesan akan susah untuk diterima.
  • Pendidikan

beritagar.com
Pendidikan merupakan hal penting dalam menyikapi suatu pesan yang disampaikan. Perbedaan latar belakang Pendidikan dapat menjadi kendala dalam komunikasi karena akan terjadi perbedaan sudut pandang terhadap isi pesan yang disampaikan.
  • Situasi

Situasi atau kondisi lingkungan akan mempengaruhi perilaku dan psikologi seseorang.

Selanjutnya, komunikasi dapat berjalan ketika unsur-unsur komunikasi dapat terpenuhi. Unsur tersebut antara lain:
  • Komunikator, adalah adalah orang yang mengirim pesan atau sumber dari pesan.
  • Komunikan, adalah penerima pesan untuk dipahami, terjemahkan, dan memberi respon terhadap pesan tersebut.
  • Media, adalah sarana dari komunikasi yang dapat berupa bahasa verbal maupun nonverbal.
  • Pesan, adalah isi dari komunikasi, atau hal yang disampaikan komunikator kepada komunikan.
  • Tanggapan, adalah dampak atau respon atas penerimaan pesan oleh komunikan.

Dengan memperhatikan faktor dan unsur komunikasi tersebut, dapat terbangun suatu komunikasi yang efektif, dimana syarat suatu komunikasi dikatakan efektif apabila:
Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengirimnya, sehingga pesan tersebut dapat ditindaklanjuti sesuai tujuannya tanpa ada hambatan yang berarti.
Selain itu, pada posisi sebagai komunikator, kita perlu memperhatikan hukum dalam berkomunikasi efektif atau dikenal dengan REACH yang merupakan kepanjangan dari:

Respect, yaitu rasa hormat atau menghargai
Emphaty, yaitu menempatkan diri pada situasi atau kondisi lawan bicara
Audible, yaitu menyampaikan pesan yang didengar dan dimengerti dengan baik
Clarity, yaitu pesan yang jelas
Humble, yaitu rendah diri

Mempelajari cara berkomunikasi yang efektif merupakan suatu hal yang wajib kita lakukan karena tidak ada satupun manusia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Dengan komunikasi yang efektif, masalah-masalah yang biasa muncul berhubungan dengan komunikasi dapat dikurangi dan hubungan kita dengan orang lain dapat lebih baik.
dictio.id
Sebagai penutup, silahkan diakses artikel lain yang dapat menunjang pemahaman kita terhadap komunikasi efektif telah saya tulis pada artikel-artikel sebelumnya.


Mungkin sekian artikel kali ini, semoga artikel ini menjadi media yang baik dalam menyampaikan informasi tentang komunikasi efektif.

Literasi Sebagai Filter Informasi di Era Milenial

(sumber: hipwee.com)
Perkembangan teknologi khususnya di bidang informasi telah berkembang pesat. Sangat banyak aplikasi maupun situs yang menawarkan ketersediaan informasi hanya dalam hitungan detik di tangan penggunanya. Menurut Kompas.com, di Indonesia sendiri telah terdata sekitar 43.000 media massa online yang dapat diakses. Informasi saat ini layaknya udara yang selalu berhembus dan mudah didapatkan.

Sayangnya banyak pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan ini untuk menyebarkan berita bohong (Hoax). Perkembangan teknologi informasi rupanya tidak diiringi dengan perkembangan pola pikir masyarakat pengguna internet. Segala informasi diterima secara mentah tanpa ada penyaringan terlebih dahulu. Akhirnya, berita hoax tersebut menggiring opini masyarakat dan kemudian membentuk persepsi yang salah terhadap fakta sesungguhnya.

(sumber: Alinea.id)

Menurut Wikipedia, Hoax atau pemberitaan palsu atau fake news adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya agar mempercayai sesuatu, sang pembuat berita palsu tersebut sadar bahwa berita tersebut memang palsu. Berita yang bersifat satir ataupun parodi juga dianggap sebagai fake news.

Bramy Biantoro, seorang penulis di situs Merdeka.com,menyatakan bahwa ada empat bahaya yang ditimbulkan dari berita Hoax, yaitu: hoax dapat membuang waktu dan uang, hoax dapat mengalihkan isu, hoax sebagai sarana penipuan public, serta hoax sebagai pemicu kepanikan public).

Ada beberapa faktor penyebab mudahnya tersebar berita hoax di Indonesia, salah satunya ialah kurangnya minat membaca. Hal ini dibuktikan berdasarkan data oleh The World Most Literate Nation Study, bahwa peringkat literasi Indonesia menepati peringkat ke 60 dari 61 negara.

(sumber: artikelkomputermenarik.blogspot.com)
Peningkatan budaya literasi perlu digencarkan, mengingat bahwa literasi saat ini bukan hanya kemampuan dalam hal membaca dan menulis. Makna literasi pada era milenial semakin meluas menjadi kemampuan untuk mengakses, memilih, mengolah, memahami dan menggunakan informasi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

Literasi akan menjadi filter terhadap banyaknya informasi yang beredar di masyarakat. Wawasan masyarakat akan semakin luas karena rajin membaca berbagai literatur, yang membuat mereka menjadi kritis terhadap informasi. Dengan sikap kritis inilah masyarakat akan berhati-hati dalam mencerna informasi, kemudian melakukan analisis sebelum bersikap dan bertindak.

Sebagai pemuda seharusnya kita sadar bahwa sikap kritis yang bijaksana atas segala informasi yang beredar, dapat menghasilkan rasa damai ditengah kehidupan masyarakat. Dengan kesadaran itulah, mari kita bangkitkan budaya literasi pada diri kita sendiri dan menularkannya kepada orang-orang sekitar kita, sehingga berita hoax tidak lagi menjadi ancaman serius di Indonesia.


(sumber: Fbi.gov)

Pentingnya Berorganisasi

(sumber: pribadi)
Hallo sobat!
Sungguh aneh melihat fenomena akhir-akhir ini bahwa banyak sekali mahasiswa yang takut berorganisasi. Katanya studinya akan terhambat, tidak dapat membagi waktu karena banyaknya tugas kuliah, waktu libur bisa terganggu, dan lain-lain yang menyangkut kebutuhan pribadinya. 
Menghambat studi? saya pribadi tidak pernah melihat ada satupun di aturan organisasi yang melarang kita berkuliah. Tidak dapat membagi waktu? Justru di organisasilah kita diajarkan managemen waktu. Waktu libur terganggu? saya tanya balik, kalian saat libur tidur saja kan? mana lebih bermanfaat dibandingkan menambah pengalaman berkegiatan di organisasi?
Padahal jika mereka mengenal lebih dalam tentang pentingnya organisasi, maka semua orang pasti mau masuk organisasi.

Artikel terkait: 4 Peran dan Fungsi Mahasiswa

Sebelum saya membagikan manfaat yang saya rasakan saat berorganisasi, ada sedikit teori tentang organisasi agar teman-teman tidak salah pemahaman terhadap organisasi.

Pengertian organisasi menurut para ahli:
"Organisasi ialah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dan dengan batasan yang relatif dapat untuk diidentifikasi, yang bekerja dengan dasar yang relatif secara terus menerus dalam meraih tujuan organisasi." - Stephen P. Robbinss
 "Pengertian organisasi adalah sebuah pola berbagai hubungan yang melalui tiap individu di bawah pengarahan dari atasan dalam mengejar tujuan organiasi." - Stoner
 "Pengertian organisasi ialah penyusunan serta pengaturan berbagai bagian sehingga dapat menjadi sebuah kesatuan, susunan, serta aturan dari bagian-bagian hingga menjadi kesatuan yang teratur serta juga gabungan kerja sama (dalam meraih tujuan tertentu)." - M. Dahlan Al Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia
Dari teori di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah wadah tempat berkumpulnya dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan berpedoman pada aturan yang disepakati bersama.
(sumber: Hellosehat)
Sebenarnya sejak lahir kita telah menjadi bagian dari organisasi. Organisasi itu adalah keluarga. Tiap keluarga pasti memiliki aturan dan memiliki tujuan bersama. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.
Pada dasarnya, organisasi mengajarkan kita bagaimana hidup bersama orang lain 
 Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan saat berorganisasi. Diantaranya adalah:

1. Belajar bersosialisasi 
Tentu saja organisasi akan mengajarkan kita bersosialisasi. Tiap organisasi terdiri dari berbagi macam karakter manusia. Dengan berorganisasi, kita akan belajar memahami sekaligus bekerja sama dengan karakter tersebut. Suka tidak suka terhadap karakter seseorang, kita harus belajar profesional menghadapinya. Selain itu, kenalan kita akan banyak dan tentu saja kita akan saling membantu jika ada yang membutuhkan.

2. Lebih mudah mencapai tujuan
Akan lebih mudah suatu pekerjaan selesai jika banyak pemikiran dan tenaga yang bersatu mengerjakaannya. Dalam organisasi akan dibagi tugas berdasarkan kemampuan, sehingga pekerjaan akan lebih mudah diselesaikan.
(sumber: pribadi)
3. Menjadi pemimpin yang baik
Kepemimpinan adalah ilmu yang sangat penting dimiliki tiap manusia. Baik untuk memimpin dirinya sendiri, maupun orang lain saat harus menjadi pemimpin di masyarakat. 

Saat berorganisasi, kita akan mendapatkan ilmu kepemimpinan secara langsung lewat latihan kepemimpinan. Organisasi juga mengajarkan kita disiplin, bertanggung jawab, profesional, dan memahami karakter orang lain. Hal-hal tersebut sangat dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.

4. Belajar problem solving
(sumber: tbae.co.za)
Dalam suatu organisasi, masalah merupakan hal yang biasa dan selalu hadir setiap saat. Penyelesaian masalah dalam suatu organisasi dilakukan dengan musyawarah bersama. Hal ini membuat para anggota akan berperan aktif dalam memecahkan masalah. Sehingga kita dapat terbiasa dengan setiap masalah yang menghadang jalan kita.

5. Meningkatkan skill public speaking
Organisasi adalah tempat yang tepat untuk meningkatkan skill public speaking. Di organisasi setiap anggota memiliki kesempatan mengeluarkan pendapat saat rapat. Begitu juga ketika kita diberi kesempatan untuk bersosialisasi di depan masyarakat pada tiap kegiatan organisasi.

Artikel terkait: 9 Tips Sukses Public Speaking

6. Jago managemen waktu
(sumber: zahiracounting.com)
Ketika kita berorganisasi, pastinya kegiatan kita akan lebih padat dibandingkan orang yang tidak berorganisasi.

Disinilah kita akan diajarkan untuk mengimbangi antara tugas kuliah dan tugas organisasi yang harus diselesaikan. Kita akan mengatur waktu agar keduanya dapat selesai dengan baik tanpa saling mengganggu satu sama lain.

7. Menambah pengetahuan dan wawasan
Kegiatan organisasi dapat berupa seminar maupun pelatihan. Kegiatan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita. Selain itu kita dapat saling bertukar informasi baru antar sesama anggota organisasi.

8. Mengembangkan minat bakat
Memilih organisasi yang sesuai dengan minat dan bakat adalah salah satu hal penting dalam berorganisasi. Jika sesuai dengan minat dan bakat kita, organisasi tersebut akan menjadi media pengembangan bakat kita.

9. Membantu karir kita
Banyak beasiswa yang menambahkan syarat pengalaman organisasi kepada pesertanya. Selain itu, skill organisasi merupakan hal yang paling dilirik oleh perusahaan besar dalam merekrut pegawai. Jauh jika dibandingkan dengan IPK yang kita dapatkan. 
(sumber: selasar.com)
...
Sangat banyak manfaat organisasi yang dapat kita peroleh. Saya pribadi sangat merasakan hal tersebut. Awalnya saya adalah orang yang sangat sulit bersosialisasi, malas belajar dan berkegiatan, sering gemetaran jika berada di depan orang banyak. Setelah masuk organisasi, saya memiliki banyak kenalan, baik senior maupun junior, dosen bahkan petinggi di kampus. Selain itu, dalam menghadapi masalah, saya malah merasa senang untuk mencari jalan keluarnya. Kemampuan desain grafis saya juga meningkat padahal saya berkuliah di jurusan kesehatan. Saya tidak gemetaran lagi ketika harus tampil di depan umum, malah saat ini sering dipanggil untuk membagi ilmu saya di depan banyak orang.
"Kerja tim adalah kemampuan untuk bekerja bersama menuju visi bersama. Kemampuan untuk mengarahkan prestasi individu terhadap tujuan organisasi. Ini adalah bahan bakar yang memungkinkan orang umum untuk mencapai hasil yang biasa." - Andrew Carnegie
 Mungkin itu saja yang dapat saya bagikan kali ini. Semoga bermanfaat.

7 Aturan Tentang Makan Ala Suku Bugis

Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku dan budaya. Setiap suku dan budaya mempunyai beragam adat istiadat yang menjadi aturan tak tertulis dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Menurut Academia, Adat istiadat adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan dalam lingkungan masyarakat. Adat istiadat merupakan ciri khas suatu daerah yang melekat sejak dahulu kala dalam diri masyarakat yang melakukannya.

Banyak hal yang diatur dalam adat istiadat, mulai dari ritual keagamaan, pesta pernikahan, cara bertetangga, bahkan aturan saat menyantap makanan juga diatur di dalamnya. Kali ini yang akan saya bagikan adalah tentang adat istiadat suku saya, suku Bugis (Sulawesi Selatan) saat menyantap makanan. 
(sumber: Makasssar.terkini.id)

7 aturan saat menyantap makanan ala suku Bugis

1. Saat bertamu, jangan menolak saat dipanggil makan
Dalam adat bugis, jangan menolak saat dipanggil makan. Sekalipun ketika menjadi tamu dan dalam keadaan terburu-buru untuk pamit, sobat harus tetap menanggapi panggilan tersebut. kata orang tua saya, jika melanggar, bisa mendatangkan bala dalam perjalanan. Biasanya, dalam keadaan tersebut, sobat bisa memakan sesuap nasi kemudian meminum air dan berpamitan ke pemilik rumah. Menurut saya, secara logis, ini merupakan bentuk penghormatan kepada tuan rumah dan membuat hubungan tamu dan tuan rumah lebih baik.

2. Makan bersama sangat diutamakan
Makan bersama sangat diutamakan karena suku bugis meyakini bahwa orang yang sering makan bersama tidak akan saling menyakiti. Khususnya dalam keluarga, masalah yang terjadi juga dapat dibicarakan di meja makan. Hal ini ternyata juga dibenarkan oleh psikolog Dra Ratih Ibrahim. ia mengatakan bahwa bersantap bersama keluarga di rumah menyimpan dampak positif yang bisa membantu meningkatkan keharmonisan keluarga.
(sumber: islamidia.com)

3. Penyajian Makanan
Saat makan bersama, makanan berupa lauk pauk dan sayuran selalu disajikan dibaki atau nampan besi berbentuk lingkaran, sementara nasi diletakkan diluar baki tersebut. Tidak lupa disediakan mangkuk atau wadah tempat cuci tangan beserta kain untuk mengeringkan tangan. 
(sumber: minumkopi.com)

4. Mendahulukan tamu atau orang yang lebih tua
Dalam mengambil makanan, selalu didahulukan tamu atau orang yang lebih tua. Hal ini sebagai tanda penghormatan dan sopan santun saat makan. Selain itu, tuan rumah juga tidak akan menyelesaikan makanannya sebelum tamunya selesai makan. Biasanya mereka makan lebih lambat atau menambah sedikit makanannya jika tamunya belum selesai makan.

5. Tidak memegang alas piring saat makan
Kebiasaan ini berlaku saat sobat mengangkat piring ketika makan. Tangan tidak boleh diletakkan tepat di bawah piring, melainkan di pinggir piring. Kata orang tua, pamali. Menurut saya, penjelasan logisnya adalah untuk menghindari panas dari makanan saat alas piring menyentuh tangan kita.

6. Sisakan sedikit sebelum menambah makanan
Saya pernah dimarahi karena menambah makanan ketika piring saya telah bersih. Bagi orang bugis ini tidak boleh dilakukan karena mereka menganggap jika piring telah bersih, maka itu adalah penanda bahwa telah selesai makan. Jadi ketika sobat ingin menambah makanan dipiring, usahakan sisakan sedikit sebelum menambah. 

7. Jangan sisakan sedikit pun makanan 
Tiap makanan mengandung berkah dari hasil kerja keras dalam mendapatkan dan menyajikannya. Orang bugis percaya, sebutir nasi pun punya berkah tersendiri di dalamnya. Sehingga diusahakan untuk mengambil makanan secukupnya di piring sobat, supaya menghidari menyisakan makanan jika tidak mampu menghabiskannya.
(sumber: Lentera zaman)

Itulah kurang lebih adat istiadat ketika makan dari suku bugis. Intinya, bahwa aturan-aturan di atas mengajarkan kita untuk bersikap sopan santun, menghormati dan menghargai baik tamu maupun tuan rumah, bagaimana kita meningkatkan keharmonisan keluarga, dan mensyukuri pemberian Tuhan. Semoga bermanfaat jika sobat bertamu di rumah orang bugis.

Pesona Kotak Kosong, Manuver Politik Tak Terduga

Kota Makassar menjadi pusat perhatian dalam beberapa waktu ini.  Hakim meminta pasangan petahana Walikota Makassar Danny Pomanto-Indira didiskualifikasi sebagai kontestan pada Pilkada Kota Makassar dalam putusan PT-TUN Nomor: 6/G/Pilkada/2018/PTTUN.MKS Tahun 2018 pada 21 Maret 2018. Hal ini menghadirkan suatu kontestasi yang cukup unik karena paslon Munafri Afifuddin-Andi Rachmatika Dewi yang 'gemuk' akan dukungan partai, akan melawan kotak kosong dalam Pilkada kali ini. Dan siapa sangka, kotak kosonglah yang menjadi pemenang setelah berhasil menampung banyak suara masyarakat kota Makassar.
(sumber: mojok.co.id)
Dalam kabar yang dihimpun oleh Kompas.com, perolehan suara kotak kosong memperoleh suara Pilkada Makassar 2018 sebanyak 53,23 persen dan perolehan suara calon tunggal Appi-Cicu yang diusung 10 partai besar memperoleh suara sebanyak 46,77 persen.
(sumber: kompas regional) 
Kemenangan kotak kosong dalam kontestasi Pilkada menjadi sebuah sejarah baru dalam dunia politik di Indonesia. Hal ini juga telah membuktikan bahwa masyarakat Indonesia telah memanfaatkan suatu sistem demokrasi yang bebas aktif. Fenomena kotak kosong tidak membuat masyarakat pendek pikir untuk memilih calon yang telah pasti. Masyarakat memiliki banyak pertimbangan agar hasil dari pilkada adalah seorang pemimpin yang dapat menampung segala aspirasi dan mampu peka melihat hal-hal yang dibutuhkan masyarakatnya.

Disisi lain, partai politik pengusung paslon perlu melakukan evaluasi mendalam tentang kekalahan yang diperoleh. Mempersiapkan kader partai yang siap saing dalam kontestasi pilkada, bukan sekedar yang terkenal dan elektabilitasnya tinggi saja. Masyarakat kita telah cerdas, butuh formulasi yang sangat matang untuk dapat memperoleh simpati masyarakat.
(sumber: ilmupengetahuanumum.com)

Dari Tempo.co, komisioner KPU Evi Novida menjelaskan bahwa aturan mengenai kondisi ketika kotak kosong memenangkan perolehan suara telah diatur dalam peraturan KPU. Lebih lanjut ia mengatakan hal semacam ini sudah diatur dalam Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2018. Penetapan pemilihan ulang jika suara kolom kosong lebih banyak, maka dapat dilaksanakan di tahun berikutnya. "Atau dilaksanakan sebagaimana jadwal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," ujarnya.

Hasil telah ditetapkan, walaupun banyak yang mencibir bahwa kemenangan kotak kosong ini tidak sah dan banyak kecurangan. Ada 'lobby-lobby' terselubung dari oknum tertentu yang turut campur. Itu merupakan permasalahan klasik. Yah mungkin untuk saat ini saya hanya mengamati, menanti manuver politik apalagi yang akan hadir.

4 Peran Dan Fungsi Mahasiswa

Setelah berhari-hari mengumpulkan niat, akhirnya saya kembali menginjakan kaki di kampus. Niat ku sebenarnya ingin bertemu dengan pembimbing, ingin curhat mengenai penelitian dan skripsi yang ingin segera ku tuntaskan. Seharusnya sejak lama tertuntaskan, namun karena ada hal-hal yang memang perlu diselesaikan terlebih dahulu, jadi saya masih berstatus mahasiswa sampai semester 11 saat ini. Yah walaupun tidak dapat dipungkiri, saya terlalu menikmati masa-masa sebagai mahasiswa sampai merasa malas untuk menyelesaikan.

Alih-alih bertemu pembimbing, saya malah singgah di tempat nongkrong favorit, kantin kampus. Kantin Pace Mace namanya. Tiba-tiba saya ingin makan mie instan buatan Mace.

"Nanti setelah makan mie saja baru ketemu pembimbing", pikirku.

Tapi setelah makan mie, saya bertemu senior yang juga dosen saya dan beliau mengajak untuk berdiskusi. Tanpa menolak, saya ladeni beliau berdiskusi. Maklumlah, sebagai mahasiswa yang sebagian besar waktunya dihabiskan di organisasi, saya suka berdiskusi. Apalagi sudah lama saya tinggal di rumah, otak serasa penuh dengan hal-hal yang ingin didiskusikan. 

Kami berdiskusi banyak  hal, mulai dari alasan saya lama menyelesaikan kuliah, pengalaman beliau berkuliah, pengaruh organisasi dalam kehidupan beliau, dan tentang banyak hal tentang kefarmasian. Selama kurang lebih dua jam kami berdiskusi, dan di akhir diskusi, beliau bertanya kepada saya, 

"sejauh mana kau telah ber-mahasiswa?"

Sejenak saya terdiam kemudian tersenyum, tak menjawab.

Kata-kata itu kemudian saya renungi sambil menikmati secangkir kopi di warkop. Saya berpikir, "apa benar saya ini mahasiswa?"  Malah saya berpikiran bahwa sejauh ini saya tidak ber-mahasiswa. Pemahaman saya bahwa Mahasiswa terdiri dari dua kata yaitu 'Maha' yang artinya paling dan kata siswa atau pelajar. Artinya mahasiswa ini adalah seorang siswa yang berada pada tingkatan paling tinggi, tidak ada lagi berposisi di atasnya. Mahasiswa adalah seseorang yang terdaftar dalam perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. 

Seseorang yang mengaku dirinya sebagai mahasiswa seharusnya sadar akan peran dan fungsinya. Sadar disini bukan hanya sekedar tahu, melainkan harus ada aksi. Saat ini, untuk sekedar tahu akan hal-hal itu, mencoba untuk mencari tahu pun tidak. Mahasiswa terlalu sibuk dengan urusan pribadinya. Waktu kosong ia hanya gunakan untuk bersantai dan berfoya-foya. Alasannya, lelah kerja tugas, sibuk belajar. Padahal nyatanya, saat ditanya tentang mata kuliahnya, iya terbata-bata, tak mampu menjelaskan. Bagaimana tidak, mereka hanya kerja saja bagai robot, menyalin pekerjaan temannya yang dinilai pintar. Yah begitulah realitanya saat ini

(sumber gambar : suaranusantara.com)

Setidaknya ada empat peran dan fungsi mahasiswa yang harus mereka sadari:

1. Iron Stock
Mahasiswa sebagai iron stock disini maksudnya adalah mahasiswa sebagai penerus cita-cita generasi sebelumnya dalam memajukan bangsa kita. Sehingga kita dituntut untuk banyak belajar, memperkuat mental dan bermoral yang baik. Kita ditempa di kampus agar bisa menjadi generasi yang lebih baik dari pada generasi sebelumnya.

2. Agent of Change
Sebagai agent of change, mahasiswa adalah agen pembawa perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat disekitarnya. Tentu saja dengan ilmu yang mereka miliki, seharusnya mahasiswa dapat menciptakan inovasi untuk kemajuan bangsa, menghadirkan solusi-solusi dari segala permasalahan yang muncul di masyarakat. Mahasiswa sebagai pembawa perubahan ke arah yang lebih baik.

3. Guardian of Value
Mahasiswa adalah penjaga nilai-nilai positif atau nilai kebaikan yang berada dalam kehidupan masyarakat. Memberi edukasi bagi masyarakat tentang nilai kebaikan dan meluruskan hal-hal yang melenceng dari nilai merupakan kewajiban mahasiswa sebagai kalangan akademis dengan pemikiran ilmiah dan dalam proses mencari kebenaran. Mahasiswa harus menunjukkan moral dan perilaku yang baik untuk dapat dicontoh oleh masyarakat disekitarnya

4. Social of Control
Mahasiswa adalah pengontrol sosial atau sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah. Harus siap mengawal aspirasi-aspirasi dari masyarakat kepada pemerintah, melakukan kajian atas semua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, kemudian mengkritisi apabila tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Jika kebijakan itu sesuai dan dinilai sangat bermanfaat, maka kewajiban mahasiswa untuk membantu pemerintah dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kebijakan tersebut.

Sebagai mahasiswa, saya mengaku terlambat sadar akan hal-hal itu. Di masa akhir status mahasiswa, saya mengajak rekan mahasiswa sekalian untuk sadar akan peran dan fungsinya. Melihat bagaimana kondisi bangsa kita saat ini, korupsi terjadi secara terang-terangan, terbukti dengan banyaknya pejabat yang terciduk dalam operasi tangkap tangan. Masalah kemanusiaan, banyak hak masyarakat yang direbut paksa, seperti hak mendapat pendidikan yang layak dan hak kesehatan. Semakin maraknya aksi pencurian, penipuan, dan perampokan karena banyaknya pengangguran di tengah naiknya harga BBM dan kebutuhan pokok. Jika bukan dari para mahasiswa untuk memperbaiki hal tersebut, siapa lagi?

Rakyat merindukan mu para mahasiswa.
(sumber gambar : mustanir.com)

Jangan Sok Kenal!! Pelajari Teori Bawang Merah

Saya teringat cerita teman saya, Gilang, tentang pengalamannya yang sok kenal sama seseorang yang ia tak kenal. ceritanya dia sedang nongkrong di sebuah warkop. Dia agak risih dengan koneksi internet yang cenderung lambat dan ngoceh dengan orang disebelahnya.

Gilang                 : Bro, pake wifi nya warkop ini? 
lawan bicaranya : Iya bro, kenapa memangnya?
Gilang                : Jaringannya lalod bro, masa buka facebook saja loading begini
lawan bicaranya : cuacanya lagi jelek, tuh lihat, di luar hujan 
Gilang          : ahh.. nga ada pengaruhnya itu. kayaknya yang punya warkop belum bayar bulanannya nih.
lawan bicaranya : masa karena itu bro? perasaan baru-baru ini saya bayar, sekitar 2 hari yang lalu. saya telfon petugasnya dulu
Gilang               : eh.. ii iiiyyaa bosku? oh betul itu coba tanya petugasnya (tiba-tiba berkeringat dan tanpa sadar meminum habis kopinya yang masih panas)
Dari cerita teman saya itu, saya sadar akan betapa pentingnya suatu perkenalan dalam berinteraksi. Tanpa suatu perkenalan, akan susah bagi kita untuk memulai suatu percakapan, baik secara langsung maupun tidak langsung (media sosial). Ada baiknya kita mengawali dengan perkenalan yang paling sederhana yaitu mengenalkan nama kita. Untuk selanjutnya, mulai lah dengan pertanyaan umum, misalnya asal sekolah jika lawan bicara kita terlihat masih muda. ketika hal-hal umum telah kita ketahui, secara tidak langsung sekat yang sebelumnya ada di antara anda dengan lawan anda bisa sedikit demi sedikit berkurang. 


Dalam perkenalan, tahap tersebut harus dilewati. Usahakan jangan langsung bertanya ke hal-hal pribadi. Tentu saja orang akan merasa terganggu dan menghindari kita. Pak Altman dan Taylor mengajarkan Teori Penetrasi Sosial atau dikenal Teori Bawang Merah, yang digambarkan bahwa:

"Hubungan kita dengan orang lain ibarat mengupas bawang merah yang terdiri dari beberapa lapisan. Selama proses interaksi, kita saling mengupas lapisan-lapisan itu. Jika yang kita mengupas lapisan terluar bawang, maka kita akan mendapatkan lapisan kulit lain."

Lebih lanjut tentang teori bawang merah, Pak Altman dan Taylor menjelaskan bahwa lapisan terluar dari kepribadian manusia menyangkut sesuatu yang umum dan terbuka bagi publik. jika kita membuka lapisan lebih dalam lagi, kita akan melihat lapisan kepribadian yang hanya dibagikan kepada orang-orang tertentu saja, atau bersifat semiprivat. 

Lapisan paling dalam bersifat privat, berisi nilai-nilai, masalah yang belum terselesaikan, maupun emosi yang terpendam secara pribadi dan tidak ada orang yang mengetahui. Bahkan tak jarang, orang tua pun tidak mengetahui yang ada dalam lapisan ini. Lapisan inilah yang paling sensitif bagi kehidupan seseorang.

Dengan mengetahui teori ini, kita dapat memposisikan diri kita untuk berpenetrasi pada lapisan kepribadian yang ingin kita masuki pada seseorang. Atau, bisa kita gunakan sebagai perisai untuk membatasi sejauh mana orang lain berpenetrasi masuk ke lapisan kepribadian kita. Intinya, sejauh mana penetrasi seseorang ke dalam lapisan kepribadian orang lain, itu menunjukkan sejauh mana kedekatannya dengan orang tersebut.

Perkenalan merupakan hal yang sangat penting di awal pertemuan. Lebih lanjut, dalam pembentukan suatu kelompok, perkenalan merupakan tahap awal yang harus dilalui. Yah mungkin jika ada waktu, saya akan sedikit menceritakan tentang tahap-tahap pembentukan kelompok. 

Back To Top