Nyusun Kata

menghadirkan tulisan yang informatif, inspiratif, dan inovatif

Pramoedya Ananta Noer

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Puisi "Untukmu Pahlawanku"

Puisi "Untukmu Pahlawanku"

Untukmu Pahlawanku

Siang itu…
Terdengar riuh suara letupan senjata api
Beradu riuh dengan suara teriakan mereka
Yang dengan tangguh menantang lawannya

Terdengar pula dentuman suara Meriam
Amat keras memecah gendang telinga
Tak gentar, dengan keras mereka berteriak
“Merdeka!!!”

Satu persatu dari mereka gugur
Jatuh kembali kepangkuan ibu pertiwi
Meninggalkan keluarga yang hanya pasrah
Berharap juang mereka tak sia-sia

Mereka pahlawan Indonesia
Yang gagah berani mengusir penjajah
Bersenjatakan bambu runcing dan tekad yang kuat
Berkorban nyawa, merelakan jiwa raga
Demi kemerdekaan Indonesia tercinta

Pahlawan ku…
Lihatlah kini ibu pertiwi dapat tersenyum
Bendera merah putih dengan anggun berkibar
Menghiasi langit Indonesia yang kini merdeka

Kami sadar, ucapan terima kasih tak cukup untuk membalas tiap air mata, peluh, dan darah juang mu merebut kemerdekaan bangsa ini.

Kami akan melanjutkan perjuangan mu, mempertahankan kemerdekaan bangsa ini, bukan hanya dari para penjajah, melainkan dari mereka para penghianat bangsa
Mereka para koruptor pemakan uang rakyat
Mereka para provokator pemecah belah rakyat
Mereka para penggila kekuasaan, yang lupa akan rakyatnya

Untukmu Pahlawanku
Tenanglah di alam sana
Kini giliran perjuangan kami

Komunikasi Efektif

inimahsumedang.com

Sebagai makhluk sosial, kita kerap kali dihadapkan masalah dalam melakukan interaksi kepada orang lain, atau dapat dikatakan melakukan proses komunikasi. Harapan kita untuk menyampaikan informasi, melakukan ajakan, atau memberikan perintah kepada orang lain terkadang disalah artikan dan bahkan tidak tersampaikan dengan baik. Alhasil terjadi lah yang kita kenal dengan istilah “miss komunikasi”, yang ujungnya adalah tidak tercapainya tujuan komunikasi kita.

david-pranata.com
Oleh karenanya, pada artikel kali ini, akan dibahas mengenai komunikasi efektif agar masalah tersebut dapat dikurangi

Sebelumnya kita perlu tau dulu tentang dasar-dasar dari komunikasi.

Yang pertama, apa sebenarnya yang dimaksud dengan komunikasi.
Komunikasi menurut KBBI adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara 2 orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Menurut para ahli:
  • Everett, komunikasi yaitu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
  • Rogers, Komunikasi adalah proses dimana dua atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada akhirnya saling mengerti.
  • Shannon, komunikasi merupakan bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, baik disengaja maupun tidak.

Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara 2 orang atau lebih untuk menyampaikan suatu pesan
Jika diberi tambahan kata efektif yang berarti memberi efek atau memberi hasil yang diinginkan, maka,
komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan pesan yang dapat dimengerti kedua belah pihak yang saling berkomunikasi, kemudian pesan dapat menjadi informasi, memberikan petunjuk, maupun berupa perintah untuk dilaksanakan sesuai dengan tujuan pesan tersebut.
Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif, perlu diketahui faktor dan unsur yang mempengaruhi komunikasi, sehingga kita dapat menyesuaikan cara kita untuk memulai komunikasi dengan orang lain.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi:
  • Latar belakang budaya

lautanilmu77.blogspot.com
Budaya atau kebiasaan dari pelaku komunikasi menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan. Jika antara pemberi pesan dan penerima pesan memiliki latar belakang budaya yang sama, maka mereka akan lebih mudah untuk saling mengerti terhadap pesan yang disampaikan. Hal ini dapat terjadi karena pola pikir seseorang dalam menginterpretasi suatu pesan dapat terbentuk dari kebiasaannya.
  • Ikatan kelompok

Dalam hal ini, jika ikatan yang terbentuk dalam suatu kelompok terbina dengan baik, maka komunikasi akan lebih efektif.
  • Harapan

Harapan menjadi salah satu faktor dari komunikasi karena jika pesan yang dibawakan tidak sesuai dengan harapan penerima pesan, maka pesan akan susah untuk diterima.
  • Pendidikan

beritagar.com
Pendidikan merupakan hal penting dalam menyikapi suatu pesan yang disampaikan. Perbedaan latar belakang Pendidikan dapat menjadi kendala dalam komunikasi karena akan terjadi perbedaan sudut pandang terhadap isi pesan yang disampaikan.
  • Situasi

Situasi atau kondisi lingkungan akan mempengaruhi perilaku dan psikologi seseorang.

Selanjutnya, komunikasi dapat berjalan ketika unsur-unsur komunikasi dapat terpenuhi. Unsur tersebut antara lain:
  • Komunikator, adalah adalah orang yang mengirim pesan atau sumber dari pesan.
  • Komunikan, adalah penerima pesan untuk dipahami, terjemahkan, dan memberi respon terhadap pesan tersebut.
  • Media, adalah sarana dari komunikasi yang dapat berupa bahasa verbal maupun nonverbal.
  • Pesan, adalah isi dari komunikasi, atau hal yang disampaikan komunikator kepada komunikan.
  • Tanggapan, adalah dampak atau respon atas penerimaan pesan oleh komunikan.

Dengan memperhatikan faktor dan unsur komunikasi tersebut, dapat terbangun suatu komunikasi yang efektif, dimana syarat suatu komunikasi dikatakan efektif apabila:
Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengirimnya, sehingga pesan tersebut dapat ditindaklanjuti sesuai tujuannya tanpa ada hambatan yang berarti.
Selain itu, pada posisi sebagai komunikator, kita perlu memperhatikan hukum dalam berkomunikasi efektif atau dikenal dengan REACH yang merupakan kepanjangan dari:

Respect, yaitu rasa hormat atau menghargai
Emphaty, yaitu menempatkan diri pada situasi atau kondisi lawan bicara
Audible, yaitu menyampaikan pesan yang didengar dan dimengerti dengan baik
Clarity, yaitu pesan yang jelas
Humble, yaitu rendah diri

Mempelajari cara berkomunikasi yang efektif merupakan suatu hal yang wajib kita lakukan karena tidak ada satupun manusia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Dengan komunikasi yang efektif, masalah-masalah yang biasa muncul berhubungan dengan komunikasi dapat dikurangi dan hubungan kita dengan orang lain dapat lebih baik.
dictio.id
Sebagai penutup, silahkan diakses artikel lain yang dapat menunjang pemahaman kita terhadap komunikasi efektif telah saya tulis pada artikel-artikel sebelumnya.


Mungkin sekian artikel kali ini, semoga artikel ini menjadi media yang baik dalam menyampaikan informasi tentang komunikasi efektif.

Selasa dan Rasa


Selamat pagi selasa
Untuk mu yang telah terbiasa
Menjadi ahli dalam memendam rasa

Tahukah kamu betapa egoisnya diri mu?
Menikmati rasa sendiri
Dari tiap curi pandang mu
Dari tiap obrolan basa basi mu
Dan dari segala tindak 'kepo' mu yang tiap
malam memantau akun medsosnya

Sedikit sepakat dengan pandangan mu
Bahwa ego ini lahir karna sikapnya
Dengan penuh ego hadir menguasa
Mencuri hati, mengalihkan perhatian, bahkan mengubah dunia mu

Dan akhirnya
Rasa tak bertemu, ego selalu beradu

Takut atau Cinta?


Kita terlalu lama duduk dalam kilau terang realitas, realitas yang terlihat nyaman namun justru amat gelap dan kelam

Alangkah naifnya bahwa dalam ruang ide kita, hanya aman selamat yang hadir tanpa rasa ikhlas
Aman selamat dengan latar belakang takut..
Ruang hati penuh rasa takut, yang akhirnya hanya tunduk dan patuh dalam cengkraman apa yg ditakuti

Mengapa rasa takut yg ditinggikan? Bukankah Tuhan telah memberikan rasa cinta sebagai rasa terindah dalam hidup kita?

Cinta, sebuah rasa yang sangat rumit dalam segala kesederhanaan nya.
Cinta seharusnya menjadi dasar dalam melakukan segala aktivitas.

Sebagai hamba, apakah bijak ketika kita hanya takut pada-Nya, padahal Ia selalu memberi kita anugrah dalam hidup kita? Pantaskah Ia hanya ditakuti?

Mengapa bukan cinta yg kita berikan, dalam tujuan syukur yang kita haturkan pada-Nya, Ikhlas melaksanakan tugas-Nya, bukan hanya dogma hukuman yang akhirnya membuat kita dipenuhi rasa takut?

Begitupun dalam sisi kehidupan yang lain. Yang akhirnya membuat gelap dan terang menjadi amat jelas, bukan hanya dengan indera kita, melainkan juga mata hati kita

Literasi Sebagai Filter Informasi di Era Milenial

(sumber: hipwee.com)
Perkembangan teknologi khususnya di bidang informasi telah berkembang pesat. Sangat banyak aplikasi maupun situs yang menawarkan ketersediaan informasi hanya dalam hitungan detik di tangan penggunanya. Menurut Kompas.com, di Indonesia sendiri telah terdata sekitar 43.000 media massa online yang dapat diakses. Informasi saat ini layaknya udara yang selalu berhembus dan mudah didapatkan.

Sayangnya banyak pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan ini untuk menyebarkan berita bohong (Hoax). Perkembangan teknologi informasi rupanya tidak diiringi dengan perkembangan pola pikir masyarakat pengguna internet. Segala informasi diterima secara mentah tanpa ada penyaringan terlebih dahulu. Akhirnya, berita hoax tersebut menggiring opini masyarakat dan kemudian membentuk persepsi yang salah terhadap fakta sesungguhnya.

(sumber: Alinea.id)

Menurut Wikipedia, Hoax atau pemberitaan palsu atau fake news adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya agar mempercayai sesuatu, sang pembuat berita palsu tersebut sadar bahwa berita tersebut memang palsu. Berita yang bersifat satir ataupun parodi juga dianggap sebagai fake news.

Bramy Biantoro, seorang penulis di situs Merdeka.com,menyatakan bahwa ada empat bahaya yang ditimbulkan dari berita Hoax, yaitu: hoax dapat membuang waktu dan uang, hoax dapat mengalihkan isu, hoax sebagai sarana penipuan public, serta hoax sebagai pemicu kepanikan public).

Ada beberapa faktor penyebab mudahnya tersebar berita hoax di Indonesia, salah satunya ialah kurangnya minat membaca. Hal ini dibuktikan berdasarkan data oleh The World Most Literate Nation Study, bahwa peringkat literasi Indonesia menepati peringkat ke 60 dari 61 negara.

(sumber: artikelkomputermenarik.blogspot.com)
Peningkatan budaya literasi perlu digencarkan, mengingat bahwa literasi saat ini bukan hanya kemampuan dalam hal membaca dan menulis. Makna literasi pada era milenial semakin meluas menjadi kemampuan untuk mengakses, memilih, mengolah, memahami dan menggunakan informasi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

Literasi akan menjadi filter terhadap banyaknya informasi yang beredar di masyarakat. Wawasan masyarakat akan semakin luas karena rajin membaca berbagai literatur, yang membuat mereka menjadi kritis terhadap informasi. Dengan sikap kritis inilah masyarakat akan berhati-hati dalam mencerna informasi, kemudian melakukan analisis sebelum bersikap dan bertindak.

Sebagai pemuda seharusnya kita sadar bahwa sikap kritis yang bijaksana atas segala informasi yang beredar, dapat menghasilkan rasa damai ditengah kehidupan masyarakat. Dengan kesadaran itulah, mari kita bangkitkan budaya literasi pada diri kita sendiri dan menularkannya kepada orang-orang sekitar kita, sehingga berita hoax tidak lagi menjadi ancaman serius di Indonesia.


(sumber: Fbi.gov)

Kisah Api Unggun

(sumber:superadventure.co.id)
Gelap malam datang bersama udara dingin. Ditengah hutan pinus, tempat perkemahan kami. Api unggun pun menjadi solusi. 
Api unggun
Terang menelan gelap
Melawan dingin di malam senyap
Menyatukan kami dalam satu lingkaran genap
Hangat api unggun membuatku betah berlama didekatnya. Membuat lupa bahwa malam semakin larut. Aku terhanyut, namun terlintas sebuah kisah pilu. 
 Ini kisah api unggun
Yang menyala terang nan anggun
Walaupun harus membakar kayu
Kemudian menjadi abu tersapu bayu

"Hei kayu! Tidak kah kau sadar!? Kau selama ini disakiti!"
"Tidak wahai anak muda."
"Lihatlah si api, mereka mengingat cahayanya, mengenang kehangatannya, sementara kau hanya jadi abu yang dianggap kotor"
"Tidak masalah, lagipula api tak bisa hadir tanpa diriku"
"tapi....."

Api unggun semakin lahap
Kayu pun habis ia santap
Kini tersisa abu dan asap. 

Asap berbisik pada ku, "Tak ada yang dapat kau lakukan anak muda. Toh manusia juga begitu."

Bukankah pahlawan itu ada, jika ada yang tertindas?
Bukankah yang benar itu semakin benar, jika ada yang disalahkan?
Bukankah semua terdengar jelas, jika ada yang dibungkam?
Bukankah ada sejahtera, jika ada yang sengsara?
Bahkan, cinta akan terasa, jika ada yang tersakiti?

Inilah kisah api unggun
Yang kerap menjadi lamun
Selalu menghadirkan ragu
Tentang fakta yang dianggap tabu

Puisi "Nelangsa"

Nelangsa yang menyekap. Mencengkram ingin menyantap. Bergejolak tak ingin ditolak. Tak sanggup, ku tergeletak.

Sembunyikan aku, dalam gelap pekat
Selamatkan aku, ini belum terlambat
Sadarkan aku, ia lah sumber nelangsa

Lucunya, ia tak sadar. Selalu menyapa dengan senyum manis tak berdosa. Membuat ku semakin jatuh dalam nelangsa ini.

Lucunya, ku mulai nikmati. Tak mampu lari, ku harap selalu diberi. Diberi nelangsa, cinta tak tersampaikan.

Nelangsa ku ratapi
Nelangsa ku nikmati
Nelangsa ku tak mengerti

-Muhammad Ilham-
Back To Top