(sumber:superadventure.co.id) |
Gelap malam datang bersama udara dingin. Ditengah hutan pinus, tempat perkemahan kami. Api unggun pun menjadi solusi.
Api unggun
Terang menelan gelap
Melawan dingin di malam senyap
Menyatukan kami dalam satu lingkaran genap
Hangat api unggun membuatku betah berlama didekatnya. Membuat lupa bahwa malam semakin larut. Aku terhanyut, namun terlintas sebuah kisah pilu.Ini kisah api unggun
Yang menyala terang nan anggun
Walaupun harus membakar kayu
Kemudian menjadi abu tersapu bayu
"Hei kayu! Tidak kah kau sadar!? Kau selama ini disakiti!"
"Tidak wahai anak muda."
"Lihatlah si api, mereka mengingat cahayanya, mengenang kehangatannya, sementara kau hanya jadi abu yang dianggap kotor"
"Tidak masalah, lagipula api tak bisa hadir tanpa diriku"
"tapi....."
Api unggun semakin lahap
Kayu pun habis ia santap
Kini tersisa abu dan asap.
Asap berbisik pada ku, "Tak ada yang dapat kau lakukan anak muda. Toh manusia juga begitu."
Bukankah pahlawan itu ada, jika ada yang tertindas?
Bukankah yang benar itu semakin benar, jika ada yang disalahkan?
Bukankah semua terdengar jelas, jika ada yang dibungkam?
Bukankah ada sejahtera, jika ada yang sengsara?
Bahkan, cinta akan terasa, jika ada yang tersakiti?
Inilah kisah api unggun
Yang kerap menjadi lamun
Selalu menghadirkan ragu
Tentang fakta yang dianggap tabu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar